Sunday, June 8, 2014

Konsep informasi dalam Ayu Sayur

Sebagai seorang masyarakat yang berusaha peka dengan keadaan sekitar, membuat saya tertarik dengan fakta-fakta menarik dari fenomena-fenomena yang ada di sekitar saya. Tidak penting memang, namun ada ruginya juga untuk dibaca. Fenomena ini mungkin sudah disadari oleh teman teman, untuk itulah saya tidak menganjurkan teman-teman untuk membaca tulisan ini lebih jauh. Karena lama atau sebentarnya visitor di blog tidak berpengaruh pada jumlah pengunjung blog ini. Anda buka, lalu keluar. Namun jika teman-teman ingin membacanya, tidak ada yang melarang.

Fenomena ini terjadi pada Ayu Sayur. Entah sejak kapan, ibu-ibu menjadikan "Ayu Sayur" sebagai kata tempat. Contoh kasusnya adalah ketika ada seorang anak bertanya pada ibunya di pagi hari "Where will you go Mom?", seorang ibu kadang menjawab "Ayu Sayur, anakku". Aneh, ketika sekolah selalu diajarkan bahwa jawaban untuk kemana dan darimana adalah sebuah kata tempat. Ketika di rumah, semua rumus SPOK hilang. Wajar jika nilai bahasa Inggris lebih tinggi dari bahasa ibu. 

Saya bukan guru bahasa Indonesia, jadi tidak perlulah saya mengomentari hal itu. Saya hanya seorang mahasiswa Ilmu Perpustakaan yang belajar menganai informasi. Dalam Ayu sayur pun saya temukan sebuah fenomena yang berhubungan dengan ilmu yang saya pelajari. Namanya information sharing. Kegiatan ini adalah kegiatan yang digunakan sebuah kelompok untuk berbagi informasi. Awalnya ayu sayur membuat tempat ini hanya untuk ibu-ibu membeli sayur. Namun ibu-ibu sebagai clients memanfaatkannya lebih dari tempat membeli sayur. Di tempat inilah ibu-ibu bertukar informasi satu sama lain agar tercipta sebuah kesamaan pemahaman antara satu ibu dengan ibu yang lain.

Dalam dunia perpustakaan juga dikenal dengan library user motivation. Motivasi pengguna bisa dikaitkan dengan berbagai hal, bisa dengan penggunaan fasilitas sampai motivasi datang ke perpustakaan. Di "Ayu Sayur" inilah konsep ini juga muncul. Terkadang sayur bukan merupakan hal yang paling dicari jika datang ke tempat ini, melainkan sebuah informasi. Dalam hal ini, informasilah yang menjadi motivasi ibu-ibu untuk datang ke Ayu Sayur dan bukan sayurnya. Mungkin ke depannya, di tempat Ayu Sayur harus ada ruang diskusi. Atau jika perlu, diskusi tersebut didokumentasikan, agar ibu-ibu yang datang agak siang dapat mengetahui hasil dari pertukaran informasi tersebut. Atau bisa juga ada papan jalan yang berisi informasi 5 HT di setiap minggunya.