Sunday, July 28, 2013

Perjalanan di Semarang 1

Seperti kukatakan sebelumnya, saya telah ada di Semarang untuk melakukan Praktek Kerja dan Liburan. Eh, maksudnya Praktek Kerja Lapangan. Kegiatan yang harus diambil sebelum mengambil salah satu mata kuliah di semester depan. 24 Juni 2013 saya telah sampai di kota ini, untuk memulai kegiatan di tanggal 1 Juli 2013. Masih ada tujuh kali 24 jam untuk saya sebelum melakukan kewajiban yang diberi oleh Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia, yang menurut kabar Jurusan Ilmu Perpustakaan yang paling baik di antara yang lain.

Percayalah, Semarang bukan tempat yang terlalu membosankan hanya karena tidak ada banyak bioskop dan "warung-warung" junk food di pinggir jalan. Ya memang tidak seperti Jakarta, tapi untuk apa pergi jauh dari ibukota untuk mencari suasana yang sama. Semarang juga memiliki tempat yang bisa dikunjungi, namun memang dengan tujuan yang berbeda. Tujuan wisata di tempat ini bukanlah tempat tempat yang memiliki "pengkondisi udara" di dalamnya, melainkan lebih bersifat sejarah ataupun kembali ke alam. Di antara sekian banyak wisata, di antaranya ada Lowong Sewu, Pantai Marina, Klenteng Sam Poo Kong.
Dalam 7 hari pertama, di antara ketiganya, saya hanya mendatangi Pantai Marina. Dari jalan sriwijaya mengunakan bis PRPP - Klipang hanya dengan mengosrek-ngosrek Rp3000,00. Turun di depan PRPP dan singgah untuk berfoto foto sejenak. PRPP, sebuah pusat pameran dalam bidang apapun di kota Semarang bahkan Jawa Tengah. Jika disandingkan dengan Jakarta, tempat ini layaknya JCC. Berjalan ke arah kiri terus sampai kira-kira 1 km barulah ada plang bertuliskan Pantai Marina ke kiri. Dan berjalan entah 2-3 km lagi barulah anda sampai ke Pantai Marina. Dengan tiket masuk Rp3000,00 kita sudah bisa melakukan apapun di dalam. Pandangan positif yang saya dapat dari melihat kilasan kilasandi internet tiba-tiba berubah. Lagi, jika dibandingkan pantai ini bukan tempat yang terlalu asik, kurang lebih sama seperti Pantai Ancol yang ada di Ibukota hanya ada para muda mudi bermesraan dan air laut yang kecoklatan. Kecewa mungkin, karena tidak sesuai harapan. Tapi tidak apa, mungkin bisa dijadikan untuk tempat duduk duduk sambil beristirahat. Saran untuk yang ke pantai ini, sebisa mungkin menggunakan kendaraan pribadi atau taksi. Dan untuk yang memaksakan naik angkutan umum usahakan ke pantai tidak dengan sendal jepit dan kembali ke PRPP sebelum pukul 17.00 WIB. Jika lebih dari jam yang ditentukan, hanya keberuntungan yang bisa mengantar kalian ke rumah. Disarankan juga hanya mengunjungi tempat ini sesudah semua tempat yang ada dalam daftar kunjungan telah habis, jadi pantai ini hanya dijadikan sebagai tambahan.

Untuk perjalanan yang tidak terlalu jauh, simpang lima adalah pilihan yang tepat. Dari Jl. Sriwijaya hanya naik angkot java mall - johar warna oranye bertarif Rp2500,00 dan dalam waktu sudah ada di tempat tujuan. Di tempat ini lah biasa komunitas-komunitas yang ada di semarang berkumpul, umumnya dari minggu ke minggu mereka memiliki tempat yang sama. Akan banyak juga ditemui aneka dagangan alat-alat transportasi kecil yang disewakan. Keduanya sengaja dibumbui dengan hiasan lampu-lampu berwarna khas wisata malam. Untuk sepeda bisa mengitari lapangan simpang lima sedangkan sepatu roda dan yang lainnya harus tetap ada di kawasan bermainnya. Di sekitar sini juga banyak saya temui jajanan-jajanan kuliner, jadi saya merekomendasikan tempat ini untuk orang-orang yang ingin mencari jodoh di tempat makan. Jika berjalan sedikit dari Simpang Lima maka akan kalian temui Masjid Raya Baiturrahman. Di Jakarta sepertinya tidak ada yang seperti ini. Bangunan masjid secara keseluruhan dan ruang imam dibentuk menyerupai rumah adat
Jawa Tengah. Jika sempat, saya sarankan untuk singgah di tempat ini. Biaya parkir motor dan mobil hanya Rp1000,00 dan Rp2000,00.


Satu hal yang kini kutahu tentang Kota ini. Sebuah fakta yang mengungkapkan bahwa Semarang juga merupakan Kota yang direkomendasikan untuk dikunjungi oleh orang orang yang ada di Jawa Tengah. Selain karena ini adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, tetapi karena keberadaan bangunan-bangunan berbudaya dan bersejarah yang ada di Kota ini. Terima kasih Semarang


Mahasiswa dari Jakarta


Rizky Catur Utomo
-pavelion-






Monday, July 15, 2013

Semarang, Aku Datang

Halo Semarang :)

Ya tepatnya pada 24 Juni 2013 kedua kaki ini merasakan sensasi sentuhan dari bumi kota Semarang, sebuah kota yang menjadi ibukota Jawa Tengah. Bukan untuk berjalan-jalan, bukan juga untuk bertemu sanak saudara. Saya ke sini hanya untuk Praktek Kerja Lapangan. Sebuah tuntutan wajib bagi mahasiswa di Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia. Berangkat menggunakan kereta Ekonomi AC Menoreh dari Stasiun Pasar Senen Jakarta tujuan Stasiun Tawang Semarang. Menari-narinya kertas krep yang menempel seolah ingin memberi tahu para penumpang bahwa AC telah hidup. Tapi hidup bukan berarti anginnya terasa. Tapi tak apa, saya juga bukan orang yang mudah kepanasan.
Belum lama rasanya menduduki bangku kereta jarak jauh, karena setahun lalu saya juga pergi ke Yogyakarta dengan kendaraan yang memiliki jalur agak aneh ini. Ada nuansa yang berbeda dengan setahun lalu, stasiun sekarang lebih tertata. Tak ada pengamen yang hinggap datang dan pergi di setiap stasiun, tak ada pula pedagang-pedagang yang menawarkan dagangan murah ala kereta api. Ya walaupun sempat terlintas ada upaya monopoli dari PT KAI untuk menambah pemasukkannya, saya anggap itu tidak masalah karena mungkin ini juga demi kenyamanan penumpang. Tidak ada pilihan lain untuk membeli makanan selain kepada Pramugara PT KAI yang sedang bertugas. Agak (sangat) lama memang, tapi mau bagaimana lagi. Kata orang, terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali. Menurut sumber yang katanya sudah sering naik kereta ini, mungkin pihak kereta kurang siap karena biasanya penumpang tidak sebanyak ini. Yah mungkin, sebagai penumpang junior saya hanya bisa percaya. 

Satu hal kunantikan selama perjalanan adalah posisi kereta yang akan sangat dekat dengan laut. Sebuah laut yang ada di utara Pulau Jawa, Laut Jawa. Agak penasaran sih, mungkin karena belum pernah melihatnya. Kata orang lagi, penasaran hanya ada sekali ketika kita ingin menemui sesuatu yang tidak kita ketahui. Lalu mengapa arwah penasaran di film horor yang muncul berkali-kali tetap disebut penasaran. Entahlah kita tidak akan membahas ketidakpentingan itu. Kembali ke kereta, akhirnya tibalah penantian panjang ini. Kereta benar-benar mendekat dengan laut, bahkan ada yang tidak sampai lebih dari satu meter. Rasa penasaran ini akhirnya terjawab, dan bagaimana rasanya? Rasanya biasa saja, mungkin karena pemandangan yang diberikan tidak seindah yang saya bayangkan saat diceritakan. 

Merapatnya barisan besi ini pada laut juga memberikan sinyal kereta akan segera sampai ke tujuan. Dan memang benar karena tak lama setelahnya saya telah sampai di Stasiun Tawang diiringi lagu Gambang Semarang yang dimainkan hanya dengan piano. Tibanya di ditempat ini menjadi awal mula petualangan saya di kota ATLAS. Inilah pertama kalinya saya akan merasakan bagaimana hidup jauh dari keluarga. Ya inilah sedikit harapan setelah mengetahui ada beberapa hal yang membuat saya tidak bisa berpartisipasi dalam KKN di dunia perkuliahan. Sebuah cerita yang tidak akan didapatkan ketika seseorang terus hidup bersama keluarganya. Sedikit pengalaman yang tidak akan dimiliki ketika terus hidup di tempat yang sama. Sesuatu yang diharapkan akan mengubah pribadi manja ini menjadi seseorang yang lebih mandiri.

Sampai jumpa Jakarta
Sampai jumpa ibukota
Kala nanti kita bersua
Kuharap kau tetap menyapa

anak jakarta,
Rizky Catur Utomo
a.k.a pavelion